29 Nov 2014

Apakah harus "Memukul" saat atasi Demo

Salam hangat sahabat benerin indonesia,  pasti kalian sudah mendengar berita akhir-akhir ini.

Demontrasi penolakan kenaikan harga BBM terjadi dimana-mana. Sampai terakhir kita dengar demontrasi yang dilakukan mahasiswa UMI makasar dan warga terjadi bentrok antara pendemo dengan aparat kepolisian.

Sungguh sangat disayangkan sekali, sepertinya indonesia tercerminkan sebagai negara yang penuh kekerasan seperti halnya yang dicontohkan oleh para petinggi kita.

Sampai aparat kepolisianpun yang dimana adalah sebagai pengayom masyarakat mengatasi demo juga dengan memperlihatkan otot yaitu dengan kekerasan juga.

Telah banyak beredar video tentang bagaimana cara kepolisian mengatasi pendemo penolakan kenaikan harga BBM tersebut dengan kekerasan.

Menendang motor-motor mahasiswa yang sedang parkir sampai mengejar dan memukul mahasiswa dengan tongkat.

Bahkan membuat mahasiswi yang berada di lokasi ketakutan dan histeris menghadapi polisi dan melihat teman-temannya terluka dan berlarian dikejar aparat.

Sampai diberitakan dalam kejadian itu ada korban jiwa dari pendemo, entah akibat dipukul atau tertabrak mobil water canon.

Walaupun demikian dan apapun itu yang namanya kekerasan itu tidak dibenarkan.

Kemana kata ramah yang pernah diajarkan waktu kita SD, masih terngiang ditelinga kita bahwa indonesia "katanya negara yang rakyatnya ramah,sopan".

Namun kita lihat indonesia sekarang, tak jarang orang berkata kasar disekitar kita, apa lagi yang terjadi digedung parlemen kita kemarin. Seakan memang indonesia itu terlalu akrab dengan kekerasan.

Sahabat benerin indonesia, kita mulai dari diri kita ya dalam menyikapi masalah haruslah dengan otak terlebih dahulu jangan hanya mengandalkan otot saja.

Dan untuk para pendemo atau pengunjuk rasa juga harus sama sama mengevaluasi dalam menyampaikan suaranya janganlah bersifat anarki marilah kita bentuk indonesia yang damai dan sejahtera.


No comments:

Post a Comment