30 Nov 2014

Honorer " Perbudakan di Pemerintahan dan Pendidikan

Minggu kemarin hari guru telah kita lalui, begitu banyaknya guru yang bertahun tahun mengajar masih statusnya sebagai guru honorer.

Dan bertahun-tahun itulah sang guru honorer hidup hanya bergajikan 100 -500  ribu / bulan.

Cukup tidak cukup mereka jalani kehidupan itu. Bukan hanya guru saja bahkan masih banyak juga tenaga honorer dipemerintahan, dikelurahan bahkan di kecamatan.

Honor mereka semua rata-rata di bawah 1 jutaan, sungguh ironi sekali tinggal di jaman sekarang dengan gaji seperti itu.

Pemerintah sendiri dalam peraturan atau undang-undang tenaga kerja melarang perusahan atau pemberi kerja menggaji kariawannya di bawah UMK atau UMR.

Namun, tidak untuk honorer. Apakah harus ada standar Upah Minimum untuk Honorer,?

Bahkan yang tidak habis pikir, perwal atau perda yang dirancang oleh pemerintah setempat tidak mengacu ke UMK atau UMR, jadi hanya menggaji dengan kajian penghematan uang negara.

Aneh, negara ingin hemat tapi tak mau bahkan memangkas kebutuhan-kebutuhan pegawai baik PNS maupun honorer.

Padahal negara butuh mereka, pemerintah pusat hanya duduk dan mengawasi kinerja di bawahnya. Sedangkan yang menjadi pion atau yang berada di lini depan dalam membangun bangsa dan negara ini ya mereka itu yaitu  pegawai yang ada dikelurahan,kecamatan,guru di sekolahan.

Tak ayal tiap tahun selalu ada air mata saat berbicara masalah honorer.

Semoga pemerintah lebih memperhatikan jasa mereka ketimbang mengkebiri kesejahteraan mereka.

No comments:

Post a Comment