27 Oct 2014

Koruptor Belajar Korupsi Dari Rakyat ???


Gambar : internet

Hapus koruptor,.....Berantas Korupsi di mana-mana, itulah yang menjadi jargon yang selalu dituntut oleh masyarakat.

Bahkan hal ini menjadi sebuah peluru para politikus bahkan ormas-ormas atau LSM yang katanya menyuarakan suara rakyat.

Peluru yang biasa digunakan saat mereka melakukan kampanye dengan tujuan agar mereka bisa menjadi wakil rakyat.

Kenapa bangsa ini banyak dipenuhi oleh koruptor atau bahkan banyak melahirkan generasi yang koruptor.

Karena memang semua itu sudah sepertu kebiasaan dan bahkan memang rakyat sendiri yang mengajarkan hal itu.

Contoh kecil korupsi itu lahir dari kita sendiri diantaranya :

1. Menerobos Lampu Merah / ambil jalan pintas padahal Perboden.

Hal ini juga sama dengan cikal bakal koruptor, patuh hanya ketika ada petugas/polisi yang mengawasi di pinggir jalan.

Sama juga ketika bangsa ini dipimpin oleh orang seperti itu ya sudah pasti nanti akan menyerobot aturan yang akhirnya bisa berujung korupsi

2. Suka menyerobot antrian

Hal ini sama dengan contoh di atas, kata menyerobot itu adalah perilaku kecil dari yang namanya cikal bakal korupsi

3. Pada saat ngurus Perizinan, selalu ingin cepat dengan cara menyogok

Nah, biasanya ini terjadi pada saat ngurus perijinan, entah karena birokrasinya yang ribet atau karena memang kita terlalu banyak kesibukan.

Biasanya hal itu memicu terjadinya sogok menyogok agar prosesnya cepat.

Sadarkah? Kalau hal itu banyak mengajarkan aparat untuk korupsi? Dan anehnya hal itu biasa-biasa saja.

4. Ngurus Pajak agar tak mahal Sogok Petugas.

Ini juga terjadi bukan semata-mata kehendak aparat atau oknum tertentu, ya memang rakyat juga yang tak secara sengaja mengajarkan bangsa ini untuk korupsi.

Belum lagi contoh-contoh yang lain, jika kita memang mau memberantas korupsi di negara ini, mari kita mulai dari diri kita sendiri dan mulai dari hal yang kecil, jangan selalu menyalahkan orang dan selalu menuntut pemerintah ini itu.

Untuk pemerintah juga harus mulai mengoreksi, kenapa masyarakat selalu ingin cepat dan berujung sogokan.

Harus dievaluasi, mungkin jika prosedur diminimalisir,akses rakyat dalam memperoleh pelayanan lebih mudah
, takkan lagi orang dalam mengurus sesuatu dengan melakukan sogokan.




No comments:

Post a Comment